Metode
dalam pengambilan sampling komunitas vegetasi
A. Frekuensi, Dominasi, dan Arti
penting.
Frekuensi adalah pengukuran distribusi atau agihan
spesies yang ditemukan pada plot yang dikaji. Frekuensi menjawab pertanyaan
pada plot mana saja spesies tersebut ditemukan atau berapa kali munculnya suatu
spesies pada plot yang diteliti. Frekuensi diekspresikan sebagai presentase
munculnya cacah plot tempat suatu spesies ditemukan.
Dominansi suatu spesies dapat ditentukan dengan mengukur
basal area pohon atau penutup (coverage) pohon atau herba. Luas basal
area suatu jenis pohon dapat diperoleh dari diameter pohon setinggi 1,5 m dari
permukaan tanah.
Bila pohonnya mempunyai akar banir maka diameter pohon
diukur langsung di atas banirnya. Penutup pohon atau herba adalah luas proyeksi
tajuk atau kanopi pohon atau herba. Penentuannya hampir mirip dengan penentuan
densitas, satuannya adalah cm2 atau m2. Merupakan
penjumlahan nilai relatif dari frekuensi kerapatan dan dominansi suatu jenis.
INP sering dipakai karena memudahkan dalam interprestasi hasil analisis
vegetasi.
Untuk
mengkaji struktur dan komposisi komunitas vegetasi, pembuatan sampel plot biasanya
dilakukan. Dalam hal ini ukuran plot, bentuk, jumlah plot, posisi plot dan
teknik analisis perlu dipertimbangkan dengan hati-hati. Ukuran plot tergantung
pada ukuran tumbuhan, jenis tumbuhan, kerapatan tumbuhan, diversitas spesies,
tingkat heterogenitas jenis tumbuhan dan tujuan pengukuran diversitas.
Hutan Bakau (mangrove) merupakan komunitas
vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang
mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur.
Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan
nilai relatif dari sejumlah variabel yangb telah diukur (kerapatan relatif,
kerimbunan relatif, dan frekuensi relatif). Jika disusun dalam bentuk rumus
maka akan diperoleh:
Kerapatan jenis
(K) = ∑
individu
Luas petak contoh
K Reletif
(KR)
= K suatu jenis x 100
%
K total seluruh jenis
Frekuensi (F)
= ∑ sub petak di temukan
suatu spesies
∑ sub petak contoh
Dominasi (D)
= Luas bidang dasar
suatu spesies
Luas Petak contoh
D Reletif (DR)
= D suatu jenis x 100%
D totol seluruh jenis
Nilai Penting
= Kr + Dr + Fr
A Metode-metode
dalam pengambilan sampling komunitas vegetasi
Metode Analisis Vegetasi
Metode analisis vegetasi adalah cara
mengidentifikasi atau meneliti suatu komunitas tumbuhan.
1. Metode
Garis
Metode
garis merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa garis. Penggunaan
metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada kompleksitas hutan
tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis yang digunakan
akan semakin pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang digunakan sekitar
50 m-100 m. sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis yang digunakan cukup
5 m-10 m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka
garis yang digunakan cukup 1 m .
2. Metode Intersepsi Titik
merupakan suatu metode analisis
vegetasi dengan menggunakan cuplikan berupa titik. Pada metode ini tumbuhan
yang dapat dianalisis hanya satu tumbuhan yang benar-benar terletak pada
titik-titik yang disebar atau yang diproyeksikan mengenai titik-titik tersebut.
Dalam menggunakan metode ini variable-variabel yang digunakan adalah kerapatan,
dominansi, dan frekuensi.
3. Metode
jarak dapat menentukan 3 parameter, yakni frekuensi densitas dan dominansi.
Jumlah individu dalam suatu area dapat ditentukan dengan mengukur jarak antara
individu tumbuhan dengan titik sampling. Metode ini telah digunakan dengan tipe
tumbuhan yang berbeda terutama pada pohon
4. Metode Individu terdekat
metode individu
terdekat (Nearest Indivvidual Method) adalah pengukuran dilakukan
terhadap jarak antara pohon terdekat dengan titik sampling, titik sampling
ditentukan secara acak.
5. Metode
pasangan acak (Random Pairs Method) adalah pengukuran dilakukan terhadap
jarak dari individu yang terdekat dengan titik sampling dengan pohon lain yang
terdekat pada sisi lain oleh adanya garis pembagi yang melalui titik sampling.
Faktor koreksi dalam densitas adalah 0,8.
6. Metode
tetangga terdekat (Nearest Neighbour Method) adalah dari titik sampling
dicari pohon terdekat, pengukuran dilakukan dari pohon tersebut dengan pohon
tetangga terdekat. Faktor koreksi densitas adalah 1,67.
7. Metode
Point Centered Quarter adalah pengukuran jarak dilakukan dari titik
sampling ke pohon terdekat dalam tiap kuadrat. Faktor korekasi densitas
adalah 1.
Faktor yang
menyebabkan vegetasi yaitu :
1. Iklim
2. Keadaan tanah
3. tinggi rendah permukaan bumi
4.
makhluk
hidup (abiotik)
Komponen penyusun vegetasi, antara lain :
1. Belukar
2.
Epifit
Tumbuhan yang
hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon dan palma). Epifit mungkin
hidup sebagai parasit atau hemi-parasit.
3. Paku-pakuan
Tumbuhan tanpa
bunga atau tangkai, biasanya memiliki rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana
pada rhizoma tersebut keluar tangkai daun.
4.
Pemanjat
Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak
berdiri sendiri namun merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau
belukar.
5. Palma
Tumbuhan yang tangkainya
menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi; tidak bercabang sampai daun
pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam banyak anak
daun.
6.
Pohon
Tumbuhan yang
memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau tangkai utama dengan
ukuran diameter lebih dari 20 cm.
Kesimpulan :
Dari
pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa :
1. Frekuensi
adalah pengukuran distribusi atau agihan spesies yang ditemukan pada plot yang
dikaji dan Dominansi suatu
spesies dapat ditentukan dengan mengukur basal area pohon atau penutup (coverage)
pohon atau herba.
2. Komponen penyusun vegetasi, antara
lain yaitu Epifit, Paku-pakuan, Pohon, Pemanjat, Palma, dan belukar.
3. Metode-metode dalam pengambilan
sampling komunitas vegetasi yaitu Metode garis, Metode Intersepsi Titik, Metode jarak, Metode Individu terdekat, Metode
pasangan acak, Metode tetangga terdekat dan Metode Point Centered Quarter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar